coretan dari kamar mandi

hanya bualan kata, di mana kesalahan adalah tempatnya

Politik Domino



ilustrasi dari paman google




Domino permainan yang biasanya digunakan untuk membunuh waktu bahkan berjudi ini, sekarang sudah merambah para elite pemerintahan. Orang-orang yang berkantor di senayan dan Istana Negara sedang gandrung-gandrungnya mengikuti permainan ini.


Perbedaannya, masyarakat biasanya memainkan permainan yang berasal dari Negeri Tirai Bambu ini dengan media kartu, yang orang Sunda biasa menyebutnya kartu gapleh. Sedangkan, para penampuk kewenangan menggunakan kekuasaan politiknya dalam melakoni permainan ini.

Tidak lain, tujuanya adalah untuk mempertahankankan kekuasaan dan melanggengkan pekerjaan kotor yang dibangun di atas sebuah kuburan kebenaran. Bisa kita lihat saking mahirnya para pemangku kekuasaan melakoni permainan ini, banyak kasus- kasus yang menggantung - tidak jelas juntrungannya. Mulai dari kasus Bank Century, Anggodo, kriminalisasi KPK, rekening gendut Polri, hingga perseteruan Jaksa Agung Hendarman Supandji dengan mantan Mentri Hukum dan Ham Yusril Ihza Mahendra.

Para lakon paham betul akan sebab dan akibat, seingga fakta-fakta didistorsi, dimanipulasi, bahkan disingkirkan. Jika fakta dikeuarkan maka kotak Pandora akan terbuka, akibatnya citra akan menjadi buruk, kekuasaan akan hilang, praktik kotor yang menghasilkan pundi-pundi uang akan lenyap.

Pemimpin negara dalam politk pencitraannya mengatakan bahwa bangsa ini lebih stabil dan bergerak ke arah yang lebih baik. Benar, tapi kestabilitasan yang hanya dirasakan oleh penguasa, dan kemajuan yang tidak dirasakan oleh rakyat kecil. Meskipun jika toh kebenaran itu benar-benar ada, merupakan sesuatu yang percuma apabila dibangun di atas kebohongan.

Keahlian para pemain politik domino ini terdeskripsikan dengan jelas, di mana banyak peran-peran yang ditumbalkan seperti hengkangnya Sri Mulyani ke luar negri, di mana testimonya di department keuangan sebagai salam perpisahan telah menimbukan banyak asumsi, dan dimasukannya mantan Kabareskrim Suno Duadji ke dalam jeruji besi akibat ancaman tergerusnya para lakon.

Hanya media yang bisa menyeimbangkan para pemain politik domino ini, sehingga manuver maneuver yang dilakukakan tidak semakin menjerumuskan kebenaran. Media jangan sampai terjebak, yang menyebabkan agenda setting yang dimiliki media digunakan yang pada akhirnya mencekoki masyarakat dengan isu-isu tidak penting yang merupakan agenda pengalihan.

Permainan pasti ada akhirnya dan selalu menyisakan pemenang. Semoga keberlangsungan permainan ini tidak memakan generasi, dan kebenaranlah yang menjadi lakon pemenang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar