coretan dari kamar mandi

hanya bualan kata, di mana kesalahan adalah tempatnya

Lebaran Harmonis dan Selaras

foto: perjalanan galau
diabadikan oleh M. Rizky Ardiansah

Hal yang paling ditunggu adalah pidato presiden menyambut hari raya. Retorika dan pencitraan yang berada pada tingkat mahir, apakah menyebut lebaran di Indonesia selaras dan harmonis?

Lebaran dan mudik di Indonesia sudah menjadi oposisi biner. Menjelang lebaran orang berbondong-bondong pulang ke tanah kelahiranya untuk sekedar merayakan lebaran bersama sanak saudara, berbagi rezeki, bercerita tentang kota besar, dll. Membawa dus atau barang yang bisa dipamerkan dan menjadi bukti keberhasilan hidup, mereka rela berlari-lari, berdesak-desakan, bahkan duduk di atas kereta untuk segera sampai tujuan.
Walhasil fenomena mudik menciptakan pekerjaan besar untuk pemerintah sebagai penyelenggara negara. Pekerjaan yang sebenarnya mereka ciptakan sendiri. Menurut pemerhati sosial Danil Triardianto, fenomena mudik merupakan bukti tidak berhasilnya pemerintah dalam pemerataan pembangunan. Sepakat, jika pembangunan terjadi sebaliknya, yaitu terdesentralisasi, maka perusahaan organda tidak sibuk menyiapkan armada cadangan menjelang lebaran dan Pemerintah daerah di kota besar tidak akan melakukan operasi yustisi pascalebaran.
Peraturan daerah mengenai otonomi daerah, telah gagal kerena tidak berhasil membendung arus urbanisasi. pemerintah berhasil “melukis” Jakarta“ hanya untuk rakyatnya sendiri, tidak untuk orang asing yang sebenarnya sangat dibutuhkan. Pemerintah daerah hanya sibuk dengan kekuasaan dan tidak arifmenggunakan kuasanya.
Akibatnya, Jakarta sudah tidak kuat lagi menanggung beban orang-orang yang menginjakan kaki di atasnya. Buktinya salah satu ruas jalan di Jakarta yaitu Jalan RE. Martadinata amblas. Jika terdapat pilihan, maka harusnya tanah tempat berdirinya istana negara lah yang amblas, agar para penghuni dan pembantunya berpikir. Sangat yakin, apabila ancaman datang kepada pribadi mereka, maka tindakan akan segera dilakukan.
Semoga ke depan lebaran benar-benar selaras dan harmonis, bukan sekedar retorika belaka dan disambut dengan suka cita oleh semua orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar